Seperempat Pasokan Bitcoin Rugi, Momentum Tersembunyi untuk Peluang Strategis

idkrip - Data dari CryptoQuant yang dikutip oleh BlockBeats mengungkapkan bahwa 25,8% dari pasokan Bitcoin saat ini—setara dengan 5.124.348 BTC—berada dalam keadaan rugi. Angka ini menyoroti dampak koreksi harga terbaru terhadap psikologi investor dan neraca keuangan mereka. Laporan The Week On-chain dari Glassnode memperkuat gambaran tekanan pasar, mencatat bahwa sekitar 4,7 juta BTC kini dipertahankan di bawah harga perolehan, menandakan tingginya loss dominance di antara pemegang koin. Menganalisis loss intensity, Glassnode mencatat bahwa average cost basis untuk koin yang merugi berada di kisaran $96.700, menghasilkan rasio supply-in-loss MVRV sebesar 0,88—salah satu level terendah dalam siklus ini—yang menunjukkan bahwa meski jumlah koin yang rugi besar, intensitas kerugian relatif terkendali.

Secara harga pasar, Bitcoin sempat diperdagangkan pada $78.892,92 pada 6 April 2025, turun sekitar 5%, kemudian menembus level $74.409 sebelum pulih ke kisaran $76.800, mencerminkan volatilitas tinggi yang dipicu kekhawatiran makroekonomi dan ketegangan tarif.

Di ranah derivatif, funding rate perpetual futures telah berubah negatif—sekitar -0,0021% di Binance dan -0,0055% di BitMEX—menunjukkan dominasi posisi short di kalangan trader leverage, dan membuka peluang squeeze jika permintaan spot kembali meningkat. Tren open interest memperkuat narasi ini: CoinGlass melaporkan open interest perpetual Bitcoin sebesar $34,5 miliar, sedikit naik dari titik rendah $33,8 miliar, sementara open interest CME Bitcoin futures menyusut menjadi sekitar 140.500 BTC—level terendah sejak Agustus 2024—mengindikasikan fase deleveraging yang luas.

Dinamika pasokan on-chain juga menunjukkan pergeseran struktural: cadangan Bitcoin di bursa terpusat merosot ke level terendah dalam tujuh tahun, seiring penarikan massal ke dompet self‑custody, mengurangi pasokan yang tersedia untuk diperdagangkan dan memicu potensi kelangkaan. Partisipasi institusional tetap kuat, dengan spot Bitcoin ETF yang disetujui pada 2024 kini mengakumulasi BTC lebih cepat daripada laju penambangan; Sarson Funds mencatat bahwa arus masuk ETF dan pembelian korporasi melampaui output tambang, menegaskan adanya demand floor yang kokoh.

Di sisi ritel, keterlibatan relatif teredam: data Glassnode menunjukkan peningkatan hanya 10% pada rata‑rata alamat aktif harian Bitcoin sejak titik terendah siklus 2022, berbanding terbalik dengan lonjakan 490% pada XRP, menandakan potensi underutilization jaringan Bitcoin. Kondisi makro masih menjadi headwind, dengan The Fed mempertahankan suku bunga dana federal di kisaran 4,33%—setelah jeda pada 4,5%—dan pelaku pasar memproyeksikan pemangkasan suku bunga mulai pertengahan tahun, namun ketidakpastian tarif dan risiko stagflasi terus menekan aset berisiko, termasuk Bitcoin.

Kejelasan regulasi membaik pasca‑persetujuan ETF, namun otoritas tetap waspada; potensi perubahan kebijakan stablecoin dan langkah CFTC bisa memengaruhi likuiditas pasar dan selera institusional, sehingga strategi manajemen risiko proaktif menjadi krusial. Secara taktis, investor dapat memanfaatkan diskon saat ini dengan menerapkan dollar‑cost averaging ke posisi spot, memanfaatkan indikator on‑chain seperti MVRV untuk mengatur waktu masuk saat rasio ini menembus ambang kritis.

Trader derivatif dapat menemukan peluang asimetris melalui arbitrase funding rate, membuka posisi long dengan carry negatif pada perpetual swaps, serta melakukan hedging via opsi untuk memanfaatkan ekspansi volatilitas. Investor institusional sebaiknya mempertimbangkan produk terstruktur seperti layanan kustodi yield‑bearing, protokol pinjam‑meminjam, dan interest rate swaps untuk mengoptimalkan imbal hasil sambil meredam risiko drawdown, memanfaatkan window volatilitas rendah untuk mengunci syarat menguntungkan. Melihat ke depan, konvergensi antara kontraksi pasokan, arus masuk ETF yang berkelanjutan, dan eventual pivot makro dapat memicu leg berikutnya dari bull market Bitcoin, memposisikan pembeli strategis untuk memetik keuntungan dari reakselerasi pertumbuhan jaringan dan penemuan harga.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama